Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm
<p>Ukhuwah : Jurnal pengabdian kepada masyarakat (UJPKM) diterbitkan oleh pusat pengabdian kepada masyarakat STIK Siti Khadijah Palembang dua kali dalam setahun di bulan Januari dan Juli. Artikel yang dipublikasi di UJPKM STIK Siti Khadijah Palembang meliputi hasil pengabdian asli, artikel ulasan ilmiah yang bersifat baru. UJPKM STIK Siti Khadijah Palembang mencakup bidang keilmuan :<br>1. Keperawatan<br>2. Kebidanan<br>3. Farmasi</p>STIK SITI KHADIJAHen-USUkhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat3024-9120HEALTH EDUCATION TRIAGE UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PASIEN DAN KELUARGA PASIEN
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/420
<p>Pelayanan di Instalasi Gawat Darurat mengacu pada konsep triase dimana pasien akan dilayani berdasarkan tingkat kegawat daruratannya. Triase adalah proses memilah pasien yang datang ke IGD dengan cepat untuk menentukan pasien yang perlu diobati segera dan pasien yang dapat menunggu. Tujuan Pengabdian Kepada Masyarakat ini untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga pasien tentang pelaksaan triase di Intalasi Gawat Darurat. Metode yang digunakan dengan memeberikan penjelasan menggunakan leaflet tentang pelaksaan triase. Hasil PKM menjelaskan bahwa pengetahuan keluarga pemberian health education sebagian besar masih ada belum mengerti tentang pelaksaan triase karena keterbatasan pengetahuan dan keluarga bukan dari kesehatan. Keluarga pasien ada yang mengatakan mengerti tentang triase (40%) dan ada juga belum paham (60%). PKM ini diharapakan pelaksaan triase memiliki manfaat yang baik untuk pasien dan keluarga yang di IGD karena dapat membantu pemahaman tentang pelaksaan di IGD. Upaya peningkatan pemahaman dan pengetahuan keluarga pasien terkait pelaksanaan trase dapat mengubah pengetahuan keluarga pasien terhadap prosedur tindakan yang diberikan oleh tenaga kesehatan</p>AlkhusariEka Rora Suci WisudawatiIndra Frana Jaya KKDani Prasetyo
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121010510.52395/ujpkm.v2i1.420UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN DAN SKRINING RESIKO LUKA KAKI PADA PASIEN DIABETES
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/421
<p>Ulkus diabetik menjadi kondisi yang sering dikhawatirkan oleh pasien Diabetes dan merupakan kondisi yang dapat menyebabkan perubahan kualitas hidup pada pasien Diabetes. Maka dari itu perlu dilakukan penatalaksanaan yang komprehensif untuk mencegah terjadinya ulkus diabetik. Penatalaksanaan yang dapat dilakukan guna mencegah terjadinya luka diabetik adalah dengan senam kaki diabetes dan skrining Ipswich Touch Test (IpTT) untuk deteksi dini gangguan sensasi pada kaki. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pasien diabetes dalam melakukan pencegahan dan skrining resiko luka kaki pada pasien diabetes. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi, yang terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap I: Pelatihan tentang senam kaki diabetik ; tahap II: Pelatihan Ipswich Touch Test (IpTT); dan tahap III: Pemberdayaan dan pendampingan senam kaki diabetes sebanyak 4 kali setiap pekan selama 4 pekan. Mitra pada pengabdian ini adalah pasien diabetes di wilayah desa Wonolelo kecamatan Pleret Kabupaten Bantul yang berjumlah 15 orang. Hasil yang dicapai yaitu terjadinya peningkatan pengetahuan dan ketrampilan senam kaki diabetik sebesar 80%, serta perbaikan sensasi pada kaki dari sebelumnya 20% menjadi 93%. Kesimpulan kegiatan ini adalah meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan pasien diabetes dalam melakukan pencegahan dan skrining resiko luka kaki dengan senam kaki dan Ipswich Touch Test (IpTT).</p>Andri Setyorini Sri Nur HartiningsihEndar TimiyatunNanda Putri Sabrianti
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121061210.52395/ujpkm.v2i1.421EDUKASI PEMANFAATAN KALENDER PENGASUHAN 1000 HPK KEHAMILAN
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/422
<p>Masa 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) atau golden age adalah masa yang dimulai sejak di dalam kandungan atau 0 hari hingga anak berusia 2 tahun. Masa ini adalah masa terpenting untuk memenuhi kecukupan gizi anak, jika kecukupan gizi tidak terpenuhi, dapat menyebabkan terjadinya stunting. Hal ini mengakibatkan gangguan kecerdasan, dapat berdampak pada sumber daya manusia yang akan datang serta meningkatnya risiko penyakit tidak menular saat dewasa. Karena itu masa depan (bahkan bangsa) bisa ditentukan oleh kualitas nutrisi pada 1000 HPK. Salah satu faktor yang berpengaruh dari masalah tersebut karena kurangnya pengetahuan para orangtua dan anggota keluarga tentang status gizi wanita pada masa pra kehamilan, masa kehamilan dan setelah melahirkan serta gizi pada anak sampai dengan usia 2 tahun. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan keluarga sebagai upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada 1.000 HPK melalui pemanfaatan kalender pengasuhan 1000 HPK. Hasil dari kegiatan ini terdapat peningkatan pemahaman pengetahuan ibu hamil dan keluarga akan pemanfaatan kalender 1000 HPK kehamilan. Melalui pemanfaatan kalender tersebut sebagai media promosi dan KIE diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan orang tua dalam melaksanakan pengasuhan yang baik dan benar pada 1000 HPK agar anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.</p>Elvina Indah SyafrianiAnur RohminSiti AmalliaYessy Octa FristikaSatra Yunola
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121131710.52395/ujpkm.v2i1.422IMPLEMENTASI KB SAFARI DENGAN MELAKUKAN PEMASANGAN KB IMPLAN PADA WANITA USIA SUBUR
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/423
<p>Dalam menekan laju dari pertumbuhan penduduk pemerintah melakukan upaya yaitu program Keluarga Berencana yang ditujukan kepada Pasangan Usia Subur (PUS) dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kehamilan, Keluarga Berencana merupakan suatu usaha yang digunakan untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas dalam mewujudkan hak-hak reproduksi membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah kehamilan yang diinginkan, dalam mengatur jumlah anak, usia melahirkan anak yang ideal, dalam membina ketahanan juga kesejahteraan anak. Keluarga Berencana menjadi suatu program yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan untuk menekan angka kelahiran yang semakin bertambah dimana program ini dicanangkan untuk dapat menyeimbangkan antara jumlah 2 kebutuhan dengan jumlah penduduk di Indonesia ini. Rata-rata jenis kontrasepsi yang digunakan di Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera Selatan adalah kontrasepsi jenis suntik, kondom, AKDR, dan Implant. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah,tanya jawab menggunakan media cetak seperti leaflet dan implementasi pemasangan KB Impant secara, Kegiatan ini dilaksanakan di PMB Lasminah Di Kelurahan Kenten Kab.Banyuasin dan diikuti oleh 20 orang peserta penyuluhan. Hasil yang didapatkan dalam kegiatan ini adalah antusianya para ibu2 untuk melakukan pemasangan KB Implant sebelum edukasi dengan kategori baik sebanyak 10% dan sesudah kegiatan penyuluhan, meningkat menjadi 90%. Diharapkan dengan mengetahui manfaat kb implant masyarakat akan lebih banyak lagi tertarik dengan alat kontrasepsi tersebut</p>Desi HarianiAnnisa KhoriahNelly MariyamHelni AnggrainiMeta RosdianaEra Mardia Sari
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121182410.52395/ujpkm.v2i1.423UPAYA PENCEGAHAN BENCANA SOSIAL MELALUI EDUKASI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN METODE TEACH BACK
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/424
<p>Masalah Kesehatan terbesar remaja yaitu seputar Tiga Permasalahan Kesehatan Reproduksi Remaja (TRIAD KRR), yakni seksualitas, HIV dan AIDS, serta Napza. Beberapa pemicu masalah kesehatan reproduksi antara lain berpacaran, berpegangan tangan, berciuman, berpelukan, mencium bibir hingga melakukan senggama. Perilaku tersebut apabila tidak dicegah maka akan menjadi bencana sosial di masyarakat yang memicu adanya konflik sosial. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan edukasi. Melalui pemberian edukasi tentang kesehatan reproduksi, remaja agar terjadi peningkatan pengetahuan, status kesehatan seksual dan reproduksi, mengurangi tingkat kehamilan yang tidak diinginkan dan infeksi menular seksual. Metode edukasi yang telah digunakan yaitu metode teach back dengan melibatkan 147 remaja di SMK Muhammadiyah 3 Ambulu Kabupaten Jember. Mekanisme pelaksanaannya antara lain: 1) tahap persiapan; 2) tahap edukasi; 3) tahap evaluasi pelaksanaan edukasi. Hasil edukasi dengan metode teach back adalah selama proses edukasi peserta antusias dan berperan aktif dalam berdiskusi serta adanya peningkatan yang signifikan terkait pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi. Hendaknya peran serta sekolah dan orang tua dioptimalkan untuk meningkatkan kesadaran remaja akan bahayanya bencana sosial akibat dari perilaku yang berisiko terkait kesehatan reproduksi.</p>Siti KholifahDwi Yunita HariyantiDila Roslinda FebiyantiNadha Wakhidatus SalsabilaNanda Ayuningtiyas Eka PutriBerlian Zahra JelitaReka Indah Lestari
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121253210.52395/ujpkm.v2i1.424APLIKATIF HEALTH BELIEF MODEL MELALU PROMOSI KESEHATAN PENTINGNYA HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA KELUARGA DENGAN RESIKO TINGGI
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/425
<p>Keluarga merupakan modal utama di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Setiap anggota keluarga memiliki masa rawan untuk menderita suatu penyakit terutama pada keluarga dengan resiko tinggi yaitu keluarga yang memiliki faktor yang dapat mengancam kesehatan karena keadaan fisik, mental, maupun sosial ekonomisehingga perlu mendapatkan bimbingan dan asuhan keperawatan serta pelayanan kesehatan akibat ketidaktahuan dan ketidakmampuan memelihara kesehatan dan perawatan. Angka kesakitan dan kematian penyakit infeksi dan non infeksi pada keluarga resiko tinggi dapat dicegah dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Upaya promosi tentang PHBS telah dijalankan oleh pemerintah, namun hasilnya belum cukup optimal. Perubahan perilaku individu terjadi seiring dengan perubahan faktor interpersonal berupa persepsi tentang Health Belief Model (HBM) meliputi kerentanan, keparahan, manfaat dan hambatan. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk aplikasi dari hasil penelitian yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat melalui pendekatan teori HBM pada keluarga dengan resiko tinggi. Bentuk kegiatan yang dilakukan adalah pemberdayaan masyarakat melalui promosi kesehatan dengan media leaflet, flipchart dan banner. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan, pemahaman dan perubahan persepsi dari masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat khususnya keluarga dengan resiko tinggi dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat secara mandiri pada setiap sektor dalam lingkungan masing-masing keluarga.</p>Dewi Rury ArindariDessy SuswithaShinta Maharani
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121333910.52395/ujpkm.v2i1.425PENTINGNYA SELF CARE BAGI PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/426
<p>Diabetes melitus disebabkan oleh ketidakmampuan kelenjar pankreas menghasilkan insulin, adanya kekurangan kadar insulin, sehingga menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat. Bila kadar glukosa dalam darah terus meningkat maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Selfcare merupakan kemampuan seseorang dalam merawat dirinya sendiri sehingga mempunyai kemampuan untuk mempertahankan kesehatan dan kesejahteraannya. Perawatan diri diabetes adalah tindakan yang dilakukan untuk membantu mengontrol gula darah sehingga dapat menghasilkan kondisi kesehatan yang lebih baik. Selfcare yang bisa dilakukan oleh penderita diabetes melitus antara lain : diet, aktivitas fisik, perawatan kaki, minum obat secara teratur dan kontrol gula darah. Untuk dapat mengontrol kadar gula darah penderita tersebut perlu dilaksanakan promosi kesehatan tentang pentingnya selfcare bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Hasil kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yaitu didapatkan Tingkat pengetahuan kurang pada peserta sebanyak 22 orang (63%) lebih banyak dibandingan dengan Tingkat pengetahuan baik sebanyak 7 orang (20%) dan Tingkat pengetahuan cukup sebanyak 6 orang (17%). Setelah dilakukan penyuluhan tentang diabetes selfcare bahwa Tingkat pengetahuan baik pada peserta sebanyak 21 orang (60%) lebih banyak dibandingan dengan Tingkat pengetahuan cukup sebanyak 9 orang (26%) dan Tingkat pengetahuan cukup sebanyak 5 orang (14%). Diharapkan penderita diabetes melitus tipe 2 dapat menambah wawasan pengetahuan penderita agar dapat menjaga pola makan, melakukan aktivitas fisik atau latihan secara teratur, mengecek gula darah secara teratur, dan menjaga perawatan kaki.</p>M Ramadhani FirmansyahHelsy DesvitasariHelsy DesvitasariAprianiLatifahDedi Pahrul
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121404410.52395/ujpkm.v2i1.426IMPLEMENTASI 3S (SDKI, SIKI, SLKI) DALAM PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT INAP
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/427
<p>Standar asuhan keperawatan merupakan bagian vital dalam melakukan proses keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal. 3S (SDKI, SIKI, SLKI) adalah standar keperawatan yang digunakan untuk menyusun dan mencatat asuhan keperawatan. Dalam konteks pelaksanaan proses keperawatan di rumah sakit, masih banyak perawat klinis yang belum memahami 3S dengan baik, sehingga penting untuk melakukan sosialisasi melalui penyebaran pengetahuan dan simulasi peran dalam implementasinya. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar meningkatkan pemahaman perawat dalam menerapkan 3S dalam praktik keperawatan. Metode yang digunakan adalah Model Kirkpatrick, mencakup pemaparan teori, penjelasan mendetail mengenai konsep 3S, dan sesi role play. Kegiatan ini dilaksanakan melalui sesi diseminasi ilmu tentang penerapan asuhan keperawatan berbasis 3S dan sesi role play yang menekankan praktik langsung penerapan 3S dalam asuhan keperawatan terhadap pasien yang dianalisis oleh masing-masing perawat selama dua minggu di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah RSUD Siti Fatimah Az-Zahra, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan kemampuan perawat sebesar 78,25% dalam menerapkan 3S sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap proses keperawatan. Setelah pelaksanaan kegiatan ini, diharapkan mutu pelayanan dapat mengadopsi SOP standar dalam penerapan 3S di ruang rawat inap. Sosialisasi dan pelatihan semacam ini sangat penting untuk memastikan bahwa semua perawat memiliki kompetensi yang diperlukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang optimal dan terdokumentasi dengan baik. Dengan adopsi dan implementasi standar 3S yang efektif di seluruh rumah sakit, diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara menyeluruh</p>Aris Citra WisudaCitra Suraya
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121455310.52395/ujpkm.v2i1.427PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG STATUS GIZI DALAM UPAYA PENINGKATAN PERKEMBANGAN BALITA
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/428
<p>Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya adalah asupan zat gizi anak dari makanan yang diberikan oleh orang tuanya. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini merupakan implementasi dari hasil penelitian yang didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dan perkembangan anak prasekolah usia 5 tahun. Kegiatan ini dilakukan di RT 21 Kelurahan Pulokerto Kecamatan Gandus pada tanggal 16 November Tahun 2023 diikuti oleh 24 orang peserta. Hasil yang didapat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah adanya peningkatan skor pengetahuan peserta. Sebelum mendapat edukasi tentang status gizi rerata skor pengetahuan peserta adalah 5.90±1.136 dengan skor terendah adalah 4 dan skor tertinggi adalah 8. Setelah mendapat edukasi Kesehatan rerata skor pengetahuan peserta menjadi 7.62±0.921 dengan skor terendah adalah 6 dan tertinggi adalah 9. Perlu dilakukan peningkatan koordinasi dengan pihak kader dan puskesmas gandus dalam rangka penyelenggaraan edukasi seacra berkala minimal satu kali dalam satu bulan serta membuat poster dan bener cara pemantauan status gizi dalam upaya peningkatan perkembangan anak usia prasekolah.</p>Asih FatriansariRahmalia ApriyaniPutinahAbdul Syafei
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121545910.52395/ujpkm.v2i1.428EDUKASI POTENSI TANAMAN JERUK MANIS (Citrus sinensis L) DI DUNIA KECANTIKAN
https://jurnal.stik-sitikhadijah.ac.id/index.php/ujpkm/article/view/429
<p>Umumnya masyarakat hanya memanfaatkan jeruk manis (Citrus sinensis L) sebagai salah satu buah penghasil sumber vitamin. Hal ini perlu adanya edukasi bahwa selain sebagai sumber vitamin, jeruk manis (Citrus sinensis L) mempunyai potensi positif lainnya, seperti kandungan metabolit sekunder dan kandungan antioksidan yang bisa dimanfaatkan dalam dunia kecantikan. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah pengimplenmentasian hasil penelitian untuk peningkatan pengetahuan masyarakat tentang potensi tanaman jeruk manis (Citrus sinensis L) di dunia kecantikan (kosmetik). Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2023 di RT 3 RW 1 Kelurahan Bukit lama Palembang dengan jumlah peserta 40 orang. Hasil yang didapat dari kegiatan edukasi adalah adanya peningkatan skor pengetahuan tentang tentang potensi tanaman jeruk manis (Citrus sinensis L) di dunia kecantikan (kosmetik) sebelum diberi edukasi adalah peserta memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 20 peserta (50%), dan setelah mendapat edukasi terdapat peningkatan persentase peserta yang memiliki pengetahuan baik menjadi 32 orang peserta (80%). Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa masyarakat dapat mengimplementasikan secara nyata bahwa selain sebagai salah satu tanaman penghasil sumber vitamin, tanaman jeruk manis (Citrus sinensis L) juga potensial di dunia kecantikan ( kosmetik).</p>Yunilda RosaSigit Cahyo HMayaranti WilsyaSuryasinYeni agustinKasriani
Copyright (c) 2024 Ukhuwah : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2024-07-012024-07-0121606710.52395/ujpkm.v2i1.429